BATERAI
PENJELASAN BATERAI
Baterai ialah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke
sistem starter mesin, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen kelistrikan
lainnya. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkannya
bila diperlukan dan mensuplainya ke masing-masing sistim kelistrikan atau alat
yang memerlukannya.
Karena di dalam proses baterai kehilangan energi kimia, maka alternator
mensuplainya kembali ke dalam baterai (yang disebut pengisian). Baterai menyimpan
listrik dalam bentuk energi kimia. Siklus pengisian dan pengeluaran ini terjadi
berulang kali secara terus-menerus.
Ada 2
tipe baterai yaitu baterai primer dan sekunder. Baterai primer adalah baterai
yang mempergunakan satu kali penghancuran bahan melalui proses kimia untuk
menciptakan energi listrtik.
Ketika tegangan baterai telah dialirkan semua keluar
untuk dipergunakan, maka baterai harus diganti seluruhnya. Baterai primer
banyak digunakan pada Torches dan radio.
Baterai sekunder adalah
baterai yang mempergunakan proses kimia yang dapat dibalik. Baterai sekunder
dapat diisi kembali sehingga dapat menyediakan tegangan secara tetap tanpa
harus mengganti Baterai sekunder banyak digunakan pada otomotif dan peralatan
perkapalan.Banyak pilih batrai dipasaran dan untuk menjamin kuwalitas baik pilihlah baterai yang telah tersertifikasi Seperti produk dari : GS Battery , Yuasa Battery .
KONSTRUKSI BATERAI
Di dalam baterai mobil terdapat
elektrolit asam sulfat, elektroda positif dan negatif dalam bentuk plat.
Plat-plat dibuat dari timah atau berasal dari timah. Karena itu baterai tipe
ini sering disebut baterai timah. Ruangan dalamnya dibagi menjadi beberapa sel
(biasanya 6 sel, untuk baterai mobil) dan di dalam masing-masing sel terdapat
beberapa elemen yang terendam di dalam elektrolit.
Konstruksi
plat baterai terdiri
Plat Positif
(i) Lead
grid
(ii) Lead
peroxida (grid filling)
plat negatif
(iii) Lead grid
(iv) Lead sulfat (grid filling)
Ingtlah, hal-hal utama dalam
konstruksi baterai
·
Plat positif terbuat dari lead peroxida
·
Plat negatif terbuat dari spongy lead
·
Biasanya plat negatif satu lebih banyak dari plat
positif, meskipun beberapa baterai memiliki jumlah kedua plat yang sama.
·
Plat pembatas, terbat dari bahan isolasi dipasang antara
plat positif dan negatif
·
Kemasan baterai dibuat dari bahan plastik atau bahan
lain yang tahan terhadap asam.
·
Cairan didalam baterai disebut sebagai elektrolit. Cairan
mengandung kira-kira 60% air dan 40% asam sulfat.
Pelat positif dan negatif merupakan komponen utama
suatu baterai. Kualitas pelat sangat menentukan kualitas baterai tersebut, pelat-pelat
tersebut terdiri dari paduan timbal-antimon,
yang diisi dengan suatu bahan aktif. Bahan aktif pada pelat positif adalah Timbal Peroksida yang berwarna cokelat,
sedang pada pelat negatif adalah spons-timbal
yang berwarna abu-abu.
B. Separator dan lapisan serat gelas (Fiber
Glass)
Antara pelat positif dan negatif disisipkan lembaran
separator yang terbuat dari serat cellulosa yang diperkuat dengan resin.
Lembaran lapisan serat gelas dipakai untuk melindungi bahan aktif dari pelat
positif, karena timbal peroksida mempunyai daya kohesi yang lebih rendah dan
mudah rontok jika dibandingkan dengan bahan aktif dari pelat negatif. Selain
itu lapisan serat gelas juga berfungsi melindungi separator.
C. Elektrolit
Elektrolit baterai adalah larutan asam sulfat dengan
air sulingan. Berat jenis elektrolit pada baterai saat ini dalam keadaan terisi
penuh ialah 1,260 atau 1,280 (pada temperatur 200C).
Perbedaan ini disebabkan perbandingan antara air sulingan dengan asam sulfat
pada masing-masing tipe berbeda. Elektrolit yang berat jenisnya 1,260
mengandung 65% air sulingan dan 35% asam sulfat, sedangkan elektrolit yang
berat jenisnya 1,280 mengandung 63% air sulingan dan 37% asam sulfat.
Pembetulan BJ = Harga
pembacaan + 0,0007 x (Temp. elektrolit - 200C)
D. Kotak Baterai
Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai
disebut kotak baterai. Dibuat dari ebonit atau plastik, wadah untuk accu 6 volt
terbagi atas 3 sel, dan untuk accu 12 volt terbagi atas 6 sel. Pada kotak
baterai terdapat garis tanda permukaan atas dan bawah (Upper dan Lower).
Pelat-pelat posisinya ditinggikan dari dasar dan diberi penyekat, tujuannya
agar tidak terjadi hubungan singkat apabila ada bahan aktif (timah dan
lain-lain) terjatuh dari pelat. Tutup baterai dibuat dari bahan yang sama
seperti bak/wadah.
|
|||
E. Penghubung Sel dan Terminal
Suatu baterai 12 volt mempunyai 6 sel, sedang baterai
6 volt mempunyai 3 sel. Sel merupakan unit dasar suatu baterai dan mempunyai
voltase sebesar 2 volt. Penghubung sel ini terbuat dari paduan timbal-antimon. Ada dua cara menghubungkan
sel-sel tersebut. Yang pertama melalui atas dinding penyekat (Over The Partition) dan yang kedua
melalui dinding penyekat (Through The
Partition). Terminal terdapat pada kedua sel ujung, satu bertanda positif
(+) dan yang lain negatif (-). Melalui kedua terminal ini listrik dialirkan.
F. Sumbat Ventilasi
Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian
elektrolit (biasanya terbuat dari plastik). Disamping itu untuk memisahkan
hidrogen (yang terbentuk saat pengisian) dan uap asam sulfat di dalam baterai
dengan cara membiarkan gas hidrogen keluar lewat lubang ventilasi, sedangkan
uap asam sulfat mengembun pada tepian ventilasi dan menetes kembali ke bawah.
G. Merekatkan Wadah dengan Tutup
Ada
tiga cara untuk menutup baterai, yang pertama menggunakan sealing compound (aspal), yang kedua menggunakan bahan perekat/lem,
dan yang ketiga dengan bantuan panas (heat
sealing). Biasanya untuk yang pertama digunakan dengan wadah/tutup ebonit,
yang kedua untuk wadah polystyren, sedangkan yang ketiga untuk wadah polypropylene.
1. REAKSI KIMIA DALAM BATERAI
Pengosongan (discharge) dan
pengisian (charge) pada baterai
merupakan satu siklus seperti reaksi kimia di bawah ini.
A. Reaksi kimia pada waktu Baterai
Mengeluarkan Arus
Reaksi Kimia :
PbO2
+
2H2SO4
+ Pb à PbSO4 +
2H2O + PbSO4
(pelat
+) (elektrolit) (pelat -) (pelat +) (air) (pelat -)
Pada waktu baterai mengeluarkan arus listrik (discharge), pelat positif maupun pelat
negatif bergabung (bereaksi) dengan SO4, sehingga membentuk PbSO4,
dengan adanya reaksi tersebut di atas H2SO4 sedikit demi
sedikit berubah menjadi H2O. akibatnya berat jenisnya akan turun
karena konsentrasinya elektrolit berkurang.
B. Reaksi kimia pada waktu Baterai Diisi (Charge)
Reaksi Kimia :
PbSO4 +
2H2O + PbSO4 Ã PbO2 +
2H2SO4
+ Pb
(pelat
+) (elektrolit) (pelat -) (pelat +) (air) (pelat -)
Selama pengisian arah arus listrik ke dalam baterai
arahnya berlawanan, sehingga mengakibatkan kebalikan reaksi. H2SO4
terpisah dari PbSO4 pada tiap-tiap pelat, sehingga pelat positif
akan terdapat PbO2 dan pelat negatif terdapat Pb. Dalam reaksi ini H2SO4
akan terbentuk kembali di dalam elektrolit sehingga berat jenisnya naik lagi.
II.
Pengujian Baterai
Hal-hal yang perlu diperiksa :
·
Retakan-retakan pada kotak baterai
·
Terminal-terminal yang rusak, hilang atau kotor
·
Permukaan elektrolit yang benar
·
Status/kondisi pengisian (apakah baterai terisi
atau tidak)
Sebelum dilakukan pengujian, baterai harus distabilkan terlebih dahulu.
Artinya biarkan baterai beberapa jam setelah cell diisi penuh dengan air atau
setelah beberapa baterai dilepas dari pengisi. Hal ini memberikan kesempatan
pada elektrolit kembali ke kondisi normal dan pembacaan pada alat penguji
menjadi akurat.
Hydrometer Test
Untuk menguji/mengetahui isi daya dalam sebuah baterai dengan mengukur
kandungan asam dalam elektrolitnya.( Pada kandungan asam yang lebih tinggi maka
baterai terisi daya lebih banyak)
Untuk menguji kandungan asam dalam elektrolit, digunakan sebuah
hidrometer untuk mengukur besarnya specific gravity.
Specific Gravity adalah perbandingan antara berat
satu satuan volume asam dengan berat satu satuan volume air. Air dikatakan
mempunyai specific gravity sama dengan 1. Jika baterai diisi penuh dengan air
(specific gravity = 1) maka dapat kita ketahui bahwa baterai akan tidak terisi
arus. Pada saat kandungan asam dari larutan elektrolit ditingkatkan maka specific
gravity-nya meningkat dan baterai lebih banyak terisi arus.
Cara Menggunakan Hydrometer
Hydrometer digunakan dengan cara menekan/memencet balon karet kemudian
pipa pengambil dimasukkan kedalam cell baterai. Dengan perlahan-lahan balon
karet dilepaskan sehingga elektrolit masuk tersedot ke dalam tabung kaca. Pada
saat itu pelampung kaca akan terapung pada larutan elektrolit.
Gambar 2. Hydrometer
Untuk membaca hydrometer, mata harus sejajar
dengan permukaan larutan /cairan di dalam tabung kaca. Kaca apung terdapat
angka-angka kalibrasi dan anda dapat membaca secara akurat besarnya spesific
gravity dari elektrolit.
Gambar 3. Pembacaan Hydrometer
Setiap cell baterai harus dicek/diperiksa kemudian dibandingkan dengan
sel-sel yang lain. Misalkan 5 dari 6 sel telah terisi, dan sel ke-6 tidak
terisi maka menunjukkan adanya kemungkinan kerusakan pada sel nomor 6 tersebut.
Perbedaan maksimum specific gravity antar sel adalah : 0.020
Larutan elektrolit harus jernih tidak terkotori. Elektrolit yang terkotori/tidak
jernih menunjukkan bahwa materi pelapis plat terlepas/larut dan tercampur
dengan elektrolit. Hal ini akan mengurangi kemampuan baterai dalam menghantarkan
arus.
Spacific gravity bervariasi tergantung pada suhu elektrolit. Koreksi suhu
harus dilakukan jika elektrolit tidak pada suhu 250 C.
Pembacaan specific gravity 1.265 pada suhu 250C menunjukkan
baterai 100% terisi. Pembacaan lebih lanjut ditunjukkan pada tabel sebagai
berikut:
Specific
gravity pada suhu 250C
- 100% Terisi
1.225 – 75% Terisi
1.190 – 50% Terisi
1.165 – 25% Terisi
1.120 atau di bawahnya - Tidak
terisi (kosong)
Tiap perubahan suhu 50C, specific gravity
berubah sebesar 5 poin. Untuk membuat koreksi suhu, pada suhu diatas 250C
harus ditambah dengan 5, dan pada suhu dibawah 250C harus dikurangi
dengan 5.
Sebagai
contoh :
Jika pembacaan hydrometer adalah 1.230 pada suhu 200C, maka
pembacaan harus dikurangi 5. Pembacaan yang dikoreksi menjadi 1.225 yang
menunjukkan baterai terisi 75%.
Pengujian Baterai dengan “No Load” Voltage
Test
Untuk mengukur status/keadaan pengisian pada baterai
tipe tertutup, hydrometer tidak dapat digunakan, maka pengukuran menggunakan
voltmeter. Metode ini dapat digunakan untuk baterai jenis apapun.
Gambar 4 Pembacaan Voltase
Jika tegangan baterai terbaca 12.5 volt atau lebih
kemudian dapat dilakukan starter load test (pengujian beban starter).
Starter load test dilakukan dengan menstarter mesin dan
memeriksa voltase baterai. Sebuah baterai dikatakan dalam kondisi yang bagus
jika menunjukkan tidak kurang dari 9.6 volt.
Catatan :
Jangan menstarter mesin lebih lama dari 5 detik untuk sekali waktu,
karena dapat mengakibatkan motor starter mengalami overheat (panas yang
berlebihan).
Terminal menuju sistem penyalaan mesin (Ignition System) harus dilepas
terlebih dahulu agar mesin tidak distarter.
Voltase baterai/sel – sebuah sel baterai yang terisi penuh mempunyai
voltase 2.2 volt. Jadi sebuah Baterai 12 v dengan 6 sel @ 2.2v terisi penuh
mempunyai voltase = 13.2 v.
SEMOGA Bermanfaat ... BERBAGI Untuk Kebaikan... INDONESIA JAYA..... |
Komentar
Posting Komentar